Pasti
anda tahu Apa emosi itu? Emosi adalah apa yang dirasakan seperti rasa marah, takut,
sedih, gembira, terharu. Anak2 seperti juga orang dewasa juga mengalami perasaan2
tersebut. Emosi tsb kemudian tampil / keluar dalam bentuk ekspresi seperti
murung, rewel, nangis, diam saja, agresi, banting2 barang
Banyak orangtua dinilai masih
mengabaikan emosi pada anak baik berupa rasa sedih, marah, dan bahagia sehingga
tidak bisa terkelola dengan baik dan berdampak pada pembentukan mental
emosionalnya.orangtua yang tidak menyadari anaknya marah atau sedih dan
cenderung tidak peduli, padahal anak ketika itu butuh perhatian,Akibatnya,anak
akan tumbuh jadi tertutup dan tidak bisa mengelola emosinya dengan stabil.
Sebenarnya tidak semua anak akan menumpahkan emosi jika keinginannya
tidak dipenuhi oleh orangtua atau orang terdekatnya. Sebab, karakter setiap
anak pasti berbeda-beda dan memiliki cara yang berbeda pula untuk menyampaikan
keinginannya
Dilihat dari penyebabnya, ledakan emosi yang muncul bisa disebabkan oleh banyak faktor.
Dilihat dari penyebabnya, ledakan emosi yang muncul bisa disebabkan oleh banyak faktor.
1.
Faktor
genetic : biasanya karena anak yang bersangkutan memang memiliki kepribadian
yang bisa menjadi pemicu emosi yang meledak-ledak saat marah
2.
Faktor
pola asuh : biasanya karena anak yang
bersangkutan kurang kasih sayang serta perhatian. Dan tumpahan emosi yang
ditunjukkan saat menginginkan sesuatu inilah yang dijadikan senjata anak untuk
menarik perhatian orangtuanya.
Jika cara ini berhasil dan orangtua memperhatikan mereka, maka anak akan merasa sangat puas.
Jika cara ini berhasil dan orangtua memperhatikan mereka, maka anak akan merasa sangat puas.
3.
Faktor
laingkungan:Anak cenderung meniru orang disekitarnya. jika ortu,guru,atau
temannya memiliki emosi yang tidak dapat dikendalikan,maka anak akan
cenderung menirunya.misalnya jika anak
sering melihat temannya melawan pada orang tua,dia akan melakukan hal yang
sama.
Sebagai orang tua, kita lebih sering
bereaksi terhadap ekspresi tampilan emosi si anak, jarang langsung pada
emosinya. Hal ini disebabkan karena memang emosi adalah sesuatu
yang tidak terlihat sehingga sulit untuk dimengerti, selain itu perbendaharaan
kata anak yang masih terbatas membuat mereka sulit untuk menjelaskan
perasaannya. Tapi menghadapi ekspresi saja tidak dapat
menyelesaikan masalah si anak. Diperlukan reaksi yang tepat untuk memahami dan
menerima emosi yang sedang dialami si anak sehingga tidak terus tampil dalam
bentuk ekspresi negatif.
Emosi anak mirip dengan
orang dewasa, tapi cara berpikir anak-anak dan orang dewasa berbeda. Anak
menafsirkan peristiwa2 yang terjadi disekelilingnya dengan cara yang berbeda
dengan orang dewasa.
Beberapa contoh cara berpikir anak yang berpengaruh terhadap emosi:
Beberapa contoh cara berpikir anak yang berpengaruh terhadap emosi:
·
Anak belum mampu melihat hubungan sebab
akibat dari kejadian yang terjadi di luar dirinya; misalnya kalau seorang ibu
mendiamkan anak yang telah melakukan kesalahan
padahal si anak belum dapat mengkaitkan diamnya si ibu dengan kesalahan
yang ia lakukan, sehingga ia mengambil kesimpulan yang salah, bahwa si ibu
tidak suka kepadanya.
·
Anak menganggap bila sesuatu yang buruk
terjadi, hal itu merupakan hukuman atas kesalahannya. Hal ini akibat dari pola
pengasuhan yang suka mengancam atau menakut-nakuti anak supaya menurut.
Misalnya kalimat yang sering terlontar untuk membuat anak menurut "awas
ya, kalau nakal nanti mama pergi!" saat si mama memang harus pergi lama,
si anak mengira itu adalah karena kesalahannya. Anak jadi banyak menyalahkan
dirinya, dan perasaan-perasaan bersalah ini sangat tidak sehat.
·
Anak masih sulit membedakan antara
kepentingan diri sendiri dan kepentingan orang lain. Misalnya anak sering kali
minta dibelikan mainan, sementara orang tua merasa mainan seperti itu sudah
punya banyak, untuk apa beli lagi. Padahal buat anak, mengoleksi sesuatu adalah
menyenangkan, menimbulkan perasaan tertentu dimana pemenuhannya memberi
kepuasan, dan tidak dinilai dari harganya. Misalnya koleksi sticker, pinsil,
atau benda2 kecil lainnya.
SOLUSI :
Orang tua perlu belajar untuk:
·
Mengendalikan / mencari alternatif perilaku
negatif saat mengalami emosi negatif seperti membanting barang atau pintu saat
marah karena anak akan meniru perilaku tersebut
·
Memperhatikan dan mencoba memahami emosi yang
dialami anak sehingga dapat bereaksi secara tepat terhadapnya; Penting untuk
anak agar merasa dimengerti, bahwa emosi yang ia rasakan tidak ditolak atau
ditiadakan. Setelah ekspresinya mereda karena emosinya diterima, biasanya anak
akan lebih mudah untuk diajak bicara, mengenali apa yang ia rasakan, bagaimana
mengekspresikannya supaya lebih terkendali.
·
Saat
mendapati anak sedang berguling-guling di lantai dan marah tak terkendali,
sebaiknya orangtua belajar mengontrol emosinya dulu. Sebab, bila orangtua ikut
marah atau bahkan menumpahkan kemarahannya pada anak, maka dikhawatirkan justru
akan terjadi perang emosi," Pengendalian emosi orangtua juga penting
dilakukan agar orangtua bisa lebih tenang dalam menghadapi anak yang sedang
emosi. Sebab, saat anak emosi, anak tersebut biasanya tidak akan bisa menerima
alasan atau bujukan. Tetapi justru terhadap apapun yang Anda lakukan akan
direspon negatif oleh anak. Apalagi, sebenarnya anak tidak melihat apakah
barang yang diinginkannya penting atau tidak. Alasan yang sebenarnya dimiliki
anak adalah karena anak suka atau senang terhadap benda itu.
Salah satu cara yang bisa diambil untuk mengatasi ledakan emosi anak adalah dengan mengalihkan perhatian anak terhadap hal lainnya. orangtua bisa mengalihkan perhatian anak dengan memberikan kasih sayang, perhatian, serta perlakuan yang nyaman. Sebab, hal itulah yang sebenarnya dibutuhkan anak saat emosinya memuncak.
Salah satu cara yang bisa diambil untuk mengatasi ledakan emosi anak adalah dengan mengalihkan perhatian anak terhadap hal lainnya. orangtua bisa mengalihkan perhatian anak dengan memberikan kasih sayang, perhatian, serta perlakuan yang nyaman. Sebab, hal itulah yang sebenarnya dibutuhkan anak saat emosinya memuncak.
·
Apabila
orangtua melarang anak untuk mendapatkan sesuatu hal, sebaiknya orangtua juga
memberikan penjelasan yang beralasan. Karena bila larangan diberikan tanpa
alasan, anak akan merasa diperlakukan tidak adil oleh orangtuanya
·
Jika
permintaan yang tidak realistis, orangtua harus bisa mengatakan tidak. Meskipun
anak tersebut nantinya akan menangis bahkan menangis di tempat umum. Sebab,
jika orangtua tetap mengabulkan permintaan tersebut hanya karena anak menangis
meraung-raung, ke depannya anak akan menjadikan hal tersebut sebagai senjata.
·
Jika
anak menjadi marah besar dan mulai memukul ataupun tindakan lain yang
membahayakan, bawalah dia ke tempat yang lebih aman hingga anak menjadi tenang.
Katakan bahwa dia dibawa ke tempat tersebut karena tindakannya yang
membahayakan.
Selama anak belum tenang, jangan memberikan nasehat atas tindakannya, tetapi fokuskan hanya untuk menenangkan dirinya. Tentunya anda mengatakannya tanpa emosi ataupun bernada memarahinya.
Selama anak belum tenang, jangan memberikan nasehat atas tindakannya, tetapi fokuskan hanya untuk menenangkan dirinya. Tentunya anda mengatakannya tanpa emosi ataupun bernada memarahinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar